3.3.09

success is.....

Sukses, menjadi satu kata yang sulit didefinisikan. Seperti sebuah karya, sukses adalah relatif. Ukurannya bisa jadi tak sama antara satu dengan lain orang. Lazimnya, kesuksesan memang diukur dengan tingginya kekuasaan atau banyaknya uang.

Apapun yang menjadi tolak ukur, kata sukses itu aja sudah menggiurkan. Menerbitkan liur. Memang siapa orang di dunia ini yang tidak mau sukses? Dengan ukuran apapun.

Lalau berbagai seminar digelar, berbagai buku diterbitkan, berbagai jargon diteriakkan. Tujuannya, agar kita percaya bahwa sukses hanya sejengkal jauhnya dari genggaman tangan.

Konon, ketika berperang, Napoleon Bonaparte membekali setiap orang dalam pasukannya dengan sebuah tongkat. Sebuah tongkat yang sama persis seperti miliknya. Tongkat itu harus dimasukkan ke dalam tas perang mereka, dan sebelum berangkat semua prajurit harus membiasakan diri dengan sebuah ritual. Mereka diharuskan memegang tongkat itu dan meyakinkan diri dalam hati, bahwa mereka adalah Napoleon. Semua prajurit, tanpa kecuali, harus meyakini bahwa suatu hari nanti mereka juga akan berada di puncak pimpinan sebagai jenderal besar, layaknya Napoleon. Macam self-hypnotize gitu.

Tapi dimana-mana, tampuk pimpinan hanya satu. Dimana-mana orang-orang yang luar biasa jumlahnya lebih mengerucut daripada orang-orang biasa. Mengapa mereka disebut 'orang kebanyakan', ya karena memang orang-orang yang biasa jumlahnya banyaaakkk.

Lalu, apa arti sukses bagi orang kebanyakan? Benarkah sukses sekalipun berada sejengkal lebih dekat dengan orang kebanyakan?

Dari semua prajurit yang membelai tongkat Napoleon mereka, hanya sedikit yang akhirnya memang menjadi Napoleon-Napoleon baru. Sisanya, tetap menjadi prajurit. Dari ribuan karyawan yang datang di seminar tentang cara-cara meraih 'sukses', hitung sendiri berapa orang yang akhirnya benar-benar berhasil.... menjadi satu tingkat diatas orang-orang kebanyakan?



Cheers,
-ajeng-

ditulis setelah mengikuti seminar 'GO EXCELLENT 2009'