Beberapa minggu yang lalu, gue samar-samar mengingat sepotong percakapan yang terjadi antara gue dan Indradi di depan lift lantai lima. Tentang bagaimana gue, dia, kiki, dhimas, niken, ucup, dan julty mungkin akan terperangkap disini selamanya - sementara nama-nama lain satu per satu mulai melangkahkan kaki ke tempat yang lebih baik-
Kami dulu dipersatukan oleh persamaan nasib, gue rasa. Nasib, dan antusiasme merengkuh pekerjaan pertama selepas kuliah. Jika memang ada yang benar-benar mengikat kami untuk akur, adalah LM, atasan yang membawahi kami.
Satu setengah tahun kemudian, tak ada yang beranjak.
Lalu ada gue.
Hanya dalam hitungan hari, gue akan meninggalkan tempat ini.
Meninggalkan tempat ini......sounds funny....
Mass media is my life. And television is a complete reflection of a perfect- audio visual- kind of mass media. Tapi gue memilih untuk meninggalkannya untuk passion gue yang lain, menulis *in addition to a one way to escape this building*
But life goes on, though i can't help feeling a bit melancholic about it...It's always hard to leave something that we are used to for so long.
Cheers,
-ajeng-
No comments:
Post a Comment